Aleg PKS: Kebijakan Pemerintah Menghentikan Impor Beras, Hanya Isapan Jempol

Jakarta (13/01) — Rencana Pemerintah untuk tidak akan impor beras hanya isapan jempol belaka. Hal itu dibuktikan dengan impor beras pada tahun 2019 sebanyak 444,5 ribu ton dan pada tahun 2020 sebanyak 261,8 ribu ton

“Meskipun Dirut Bulog mengatakan pada tahun 2018 bahwa Indonesia tidak perlu impor beras 2 tahun sampai 2020 karena cadangan beras melebihi batas aman, nyatanya Indonesia masih impor beras pada tahun 2019 sebanyak 444,5 ribu ton dan tahun 2020 sebanyak 261,8 ribu ton,” ujar Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, drh. Slamet kepada media.

Maka ujar Slamet, pernyataan Dirut Bulog tidak bisa dipegang. Hanya klaim sepihak dan Tidak sejalan dengan Kemendag yang hobi impor beras.

Baca juga : Aleg PKS Pantau Beras yang Menumpuk di Gudang, Bulog Diminta Kolaborasi dengan Kemensos

Menurut Slamet, saat harga kedelai meroket, Presiden Jokowi mengatakan kenapa kita tidak bisa menghentikan impor kedelai seperti kita berhasil tidak impor beras selama 2 tahun (2019-2020). “Itu sebuah pernyataan yang keliru,” tegasnya.

Dimasa Presiden Jokowi, sambung Slamet, terbesar impor beras terjadi di tahun 2018 sebesar 2,25 juta ton. Hal ini menyebabkan stok CBP Bulog menjadi berlebih.

Baca juga : Ketua Fraksi PKS Terus Bergerak Antarkan Beras Bantuan untuk Masyarakat

“Jadi bukan karena produktifitas panen kita yang meningkat signifikan tetapi karena impor yang berlebihan. Jadi wajar Bulog mengatakan tidak perlu impor lagi, tapi kenyataannya dalam kondisi demikian pun pemerintah tetap impor,” jelasnya

Slamet mengatakan, masalah kedaulatan pangan Indonesia masih jauh dari harapan.



Sumber: Fraksi PKS DPR RI
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال