
Tasikmalaya (22/06) — PT Hutama Karya (Persero) menargetkan proyek Tol Indra Prabu sejauh 64,8 Kilometer di Sumatera Selatan dihadapkan pada persoalan penyediaan lahan. Sedangkan dalam pengerjaan fisik sejauh ini tidak kendala yang berarti. Sesuai dengan target yang ditetapkan tol ini akan rampung di tahun 2022.
Menanggapi persoalan penyediaan lahan pembangunan jalan tol, Anggota Komisi V Toriq Hidayat menyebutkan hal ini sebagai permasalahan yang menasional, maka menyarankan seluruh pemilik kepentingan berkoordinasi secara intens agar ada solusi terbaik atas persoalan-persoalan pembebasan lahan di lapangan.
“Proyek tol yang merupakan penugasan langsung dari pemerintah, maka Pihak terkait antara lain Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, Pemerintah Daerah dan pejabat pembuat komitmen (PPK) lahan setempat harus rutin melakukan koordinasi dan evaluasi sekaligus mencari solusi atas persoalan pembebasan lahan,” sarannya.
Selain itu Politisi PKS ini juga menyebutkan permasalahan kualitas. Banyak masyarakat termasuk pengusaha angkutan umum yang mengeluhkan kontur jalan tol Sumatera. Kontur jalan yang kurang baik, membuat ban kendaraan mudah terkikis. Dengan begitu, masa pakai ban kendaraan akan berkurang dengan cepat. Imbasnya, biaya operasional akan naik.
Ia juga mendapatkan informasi bahwa kondisi tanah yang digunakan untuk dibangun tol memiliki karakteristik berbeda. Kondisi ini penting untuk diperhatikan, jika tidak maka akan berdampak terhadap kerusakan jalan tol pada kemudian hari.
“Infonya, kondisi tanah di sini memiliki karakteristik berbeda-beda. Ada yang biasa dan gambut, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas jalan nantinya. Kita ketahui proyek ini menelan anggaran yang cukup besar, maka akan lebih baik apabila kondisi jalannya bertahan hingga sekian lama,” kata Toriq.
Oleh karenanya ia meminta pihak pengembang jalan tol Indra Prabu memperhatikan keluhan masyarakat dengan memastikan penggunaan bahan kualitas terbaik demi tercapainya tujuan efisensi konektivitas antar masyarakat dan distribusi barang. Sekaligus ketahanan jangka panjang dari pembangunan jalan tol tersebut.
Tol Indra Prabu ini rencananya tersambung sampai ke Bengkulu dan membentang mulai dari Kecamatan Indralaya Utara, Indralaya, Tanjung Batu, Payaraman yang berada di wilayah Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kemudian Kecamatan Kelekar dan Belida Darat di Muaraenim. Lalu kembali masuk wilayah Ogan Ilir di kecamatan Rambang Kuang dan berakhir di Kecamatan Rambang Kapak Tengah di Prabumulih.
Sumber: Fraksi PKS DPR RI