Bahas Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN 2022, Aleg PKS Tekankan Subsidi BBM & LPG Tepat Sasaran

Jakarta (09/06) — Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Rofik Hananto menekankan anggaran ESDM lebih fokus agar belanja subsidi BBM dan LPG semakin efektif dan tepat sasaran.

Anggota DPR RI Fraksi PKS ini meminta agar belanja subsidi mampu membantu pemulihan ekonomi nasional, serta membantu warga yang benar- benar membutuhkan.

“Kami Fraksi PKS meminta agar belanja subsidi mampu membantu pemulihan ekonomi nasional, serta membantu warga yang benar- benar membutuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian, serta kesiapan data dan infrastruktur.” Kata Rofik menanggapi asumsi dasar sektor ESDM pada RAPBN Tahun 2022

Dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM RI pada Rabu (02/06), Menteri ESDM Arifin Tasrif memaparkan asumsi Dasar makro sektor ESDM RAPBN TA. 2022, di antaranya yakni ICP, lifting migas, volume BBM dan LPG bersubsidi, subsidi tetap minyak solar (Gasoil 48), dan subsidi listrik.

Besaran asumsi sektor Energi dalam RAPBN 2022 yang dipaparkan diantaranya:

Indonesia Crude Price (ICP) sebesar US$ 55 per barel – US$ 65 per barel.

Lifting migas sebesar 1.717 ribu BOEPD – 1.829 BOEPD dengan rincian lifting minyak bumi 686 ribu BOPD – 726 ribu BOPD dan lifting gas bumi 1.031 ribu BOEPD – 1.103 BOEPD, besarnya Cost recovery US$ 8,65 miliar.

Volume BBM dan LPG bersubsidi: Volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 14,80 juta – 15,58 juta kilo liter dengan rincian volume minyak tanah 0,46 juta kilo liter – 0,48 juta kilo liter dan volume solar 14,34 juta kilo liter – 15,51 juta kilo liter.

Sedangkan untuk volume subsidi LPG 3 kg antara 7,4 juta metrik ton – 7,5 juta metrik ton. Subsidi tetap minyak solar adalah sebesar Rp 500 per liter dan subsidi listrik Rp 39,50 / Rp 61,83 triliun.

Fraksi PKS secara serius mendorong dan mengawal target optimis dalam isu ICP tahun 2022

“Dengan argumen trend naiknya harga minyak dunia serta prediksi banyak lembaga internasional akan naiknya harga minyak mentah dunia. FPKS bahkan optimis realisasi ICP 2022 akan menyentuh angka $ 58 sd 68/barel. Pandangan optimis FPKS ini didasarkan realisasi hingga mei 2021. Juga atas ekspektasi permintaan minyak mentah dunia yang sudah pulih kembali karena ekonomi global mulai bergerak dan adanya pembukaan pembatasan wilayah di berbagai negara.” Kata Rofik

Terkait target Lifting Minyak 2022, PKS mengusulkan Lifting Migas diangka 1.785 – 1.850 Ribu BOEPD. Dengan rincian lifting minyak bumi 705 ribu BOPD – 730 ribu BOPD dan lifting gas bumi 1.080 ribu BOEPD – 1.150 BOEPD, besarnya Cost recovery US$ 9-10 miliar.

Rofik yang juga merupakan anggota Banggar juga mempertanyakan penurunan target Lifting Minyak 2022, karena pertama berbeda dengan target ICP yang optimis naik karena trend harga minyak mentah dunia yg naik. Kedua Naiknya permintaan pasar yang semakin bagus karena ekonomi global membaik dan adanya pembukaan wilayah, dan ketiga Rilis penambahan cadangan serta rencana strategis para kontraktor minyak, misal di Rokan, Blok Cepu serta Blok lain yang potensial menaikkan lifting.

Terkait rencana besaran subsisi listrik senilai Rp 39,5/61,83 Triliun, PKS sependapat, tetapi PKS menolak rencana kenaikan TDL.

“Subsidi Listrik yang diberikan pemerintah diharapkan untuk mengurangi beban masyarakat terutama di sektor Rumah Tangga. Data penurunan konsumsi listrik justru banyak terjadi di sektor industri, akan tetapi berbeda di sektor rumah tangga justru meningkat. Program pembatasan perjalanan dalam masa pandemi perlu kita support dengan tidak menambah beban masyarakat dengan rencana kenaikan TDL.” Katanya.



Sumber: Fraksi PKS DPR RI
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال