DPR RI

Wahai Pemuda, Bangkitlah !

Oleh : Dr. H. Fahmy Alaydroes, M. M., M. Ed.

Pemuda sejak dahulu kala selalu menjadi penggerak perubahan. Darah dan gairah yang mengalir dalam diri Pemuda mengarus deras, tak dapat dibendung.

Di berbagai zaman dan di berbagai belahan dunia manapun, Pemuda selalu berperan dalam menciptakan perubahan. Pemuda menjadi simbol pergerakan dan perlawanan, untuk keadaaan yang lebih baik.

Ucapan Soekarno tentang Pemuda sangat terkenal, dia mengatakan: “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan Ku guncangkan dunia”,

“Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja kepalanya”,
“Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.”

Sejarah kebangkitan nasional kita diperankan oleh Pemuda dengan berbagai aksi dan diksi. Bukti tersebut tercatat dalam perjuangan Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, hingga Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.

Selanjutnya, selama periode 1960-1965, perekonomian Indonesia memburuk akibat pemerintah yang mengutamakan kepentingan politik melalui doktrin ekonomi terpimpin.

Doktrin tersebut menguras hampir seluruh potensi ekonomi Indonesia akibat membiayai mega proyek cerminan politik pemerintah.

Akibatnya inflasi mencapai 635% pada 1966. Masyarakat kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok. Kemudian, Pemuda melalui kesatuan aksi Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut perubahan nasional lewat Tri Tuntutan Rakyat yang berisi pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, serta perbaikan ekonomi.

Pergerakan tersebut mengantarkan transisi kepemimpinan dari Orde Lama ke Orde Baru dengan harapan perubahan dapat membawa kesejahteraan.

Selanjutnya, krisis kembali melanda Indonesia sejak Juli 1997. Nilai tukar rupiah terus merosot tajam hingga mencapai Rp 16 ribu, issue korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lingkaran Istana berhembus kencang.

Lagi-lagi pemuda/mahasiswa kembali menjadi pelopor dan bergerak bersama masyarakat untuk menuntut perubahan, Reformasi ! Pemuda selalu tampil di depan untuk menyelamatkan negeri ini dari keterpurukan.

Kiwari, kondisi negeri juga sedang memprihatinkan. Berbagai persoalan mendera dan membebani negeri. Pertumbuhan ekonomi yang semakin merosot, beban hutang yang semakin menumpuk, penegakkan korupsi yang melemah, penegakkan hukum yang belum memberikan rasa keadilan, kondisi sosio politis masyarakat yang terbelah, dan juga pengendalian pandemi covid-19 yang belum efektif. Sangat diharapkan kebijakan dan Langkah-langkah cerdas dan tegas Pemerintah (Presiden) untuk melakukan berbagai upaya yang solutif dan konstruktif.

Sikap konsisten terhadap amanah Konstitusi dan jani-janji politis sangat dinantikan. Kepercayaan publik kepada Pemerintah sangat bergantung kepada sejauh mana Pemerintah (Presiden) melakukan langkah-langkah nyata sesuai apa yang dijanjikan/diucapkan.

Saatnya pemuda dan mahasiswa tampil ke depan, bersuara dan menuntut terjadinya perubahan yang signifikan demi kebaikan bersama. Jangan takut menyampaikan kritik, meski kalian akan diperingatkan ataupun bahkan akan dikriminalisasi.

Para tokoh masyarakat, akademisi, politisi, ormas-ormas besar, sampai emak-emak pasti akan bersama kalian, selama yang kalian suarakan adalah kebenaran dan demi kebaikan, dan disampaikan dengan cara yang efektif dan elegan.

Bangkitlah Wahai Pemuda, selamatkan negeri !



Sumber: Fraksi PKS DPR RI