HNW Usulkan Mahfud MD Datangi HRS sebagai Momentum Kuatkan Komitmen Etika Berbangsa dan Bernegara

Jakarta (10/11) — Anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang juga merupakan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid meminta Pemerintah, tokoh politik dan tokoh bangsa menjadikan kepulangan Habib Rizieq Shihab dengan aman dan selamat ke Indonesia, sebagai momentum menguatkan komitmen menegakkan ethika/ moral/akhlak berkeumatan, berbangsa dan bernegara.

Apalagi, kata pria yang akrab disapa HNW, HRS sudah menegaskan secara terbuka bahwa kepulangannya dalam rangka Revolusi Akhlak, Pemerintah pun juga punya program Revolusi Mental, dan Rabu, (11/11) MPR juga akan menggelar Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa dalam rangka pembentukan Mahkamah Etik.

“Salah satu bentuk etika/ moral/akhlak adalah mengokohkan prinsip dan praktek bersilaturahim. Saling berkunjung dan menyapa dengan spirit dan semangat persahabatan dan persaudaraan,” ungkap HNW.

Silaturahmi, lanjut HNW, merupakan tradisi ketimuran yang juga bagian dari ajaran Agama. Apalagi sinyal-sinyal tersebut sudah disampaiakan dan ternyata berdampak sangat positif dengan terselenggaranya kepulangan HRS secara aman, lancar dan damai. Tidak sebagaimana dibayangkan semula yang dipenuhi ancaman dan disinformasi.

“HRS sudah menyampaikan sinyal yang sangat jelas, saat2 terakhir di Mekah, HRS menegaskan bahwa kepulangannya ke Indonesia karena Beliau tidak memusuhi Negara Indonesia juga tidak memusuhi TNI. Melainkan kepulangan HRS untuk melakukan Reformasi Akhlak,” tegas Anggota Komisi VIII DPR RI ini.

Pemerintah juga, imbuh HNW, akhirnya melalui Menko Polhukam, menyambut dengan penegasan yg menenteramkan yaitu; untuk melindungi hak HRS sebagai WNI, mengizinkan pendukung HRS untuk menjemput asal tertib, dan agar aparat mengawal tidak dengan berlebihan, tidak boleh berlaku represif, dan agar mengawal HRS hingga tiba di kediaman dengan aman dan selamat.

“Alhamdulillah itulah yang terjadi. Dan itu sangat dipujikan oleh FPI dan publik. Karena mendinginkan suasana dan menghindarkan terjadinya konflik, yang bisa jadi itulah yang diinginkan provokator, untuk langgengkan konflik antara Umat Islam dengan Aparat/Pemerintah. HRS pun dalam orasi di depan jemaahnya saat berada kediamannya di Petamburan juga mengapresiasi dan menyampaikan terimakasih kepada Pak Mahfud MD karena sikap akhirnya yang bijaksana itu. Alhamdulillah,” ujar HNW.

Kondisi kondusif dan konstruktif untuk Umat, Bangsa dan Negara seperti ini, imbuhnya, penting dijaga dan ditindaklanjuti, dengan misalnya Prof Mahfud MD sebagai Menkopolhukam mengunjungi HRS di kediamannya, sebagaiamana sebelumnya Menkopolhukam juga mengunjungi Syekh Ali Jaber, da’i dan ulama hafidz Al-Qur’an yang menjadi korban penusukan saat Dakwah di Lampung.

“Publik serta Umat menyambut baik kegiatan silaturahim yang sangat menyejukkan itu, yang bisa membuka pintu-pintu kebaikan yang bermanfaat bagi harmoni kehidupan keumatan, berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Kondisi seperti ini, kata HNW, sangat diperlukan ditengah pandemi covid-19, resesi ekonomi, dan merebaknya dekadensi moral.

“Kebijakan Menko Polhukam yang mempersilahkan kepulangan HRS dan melakukan penjagaan sewajarnya adalah langkah yang bijak dan tepat. Karenanya akan lebih baik jika beliau melanjutkan dengan berkunjung ke kediaman HRS untuk bersilaturahim, merealisasikan prinsip revolusi mental yang bisa bersesuaian dengan prinsip revolusi akhlak, menghadirkan momentum harmoni dengan sesama tokoh umat Islam, untuk kemaslahatan berbangsa dan bernegara,” terang Hidayat dalam keterangan tertulis di Jakarta (10/11).

Hidayat yang merupakan Politisi PKS ini berpendapat, revolusi akhlak yang dicanangkan HRS sehingga pulang ke Indonesia patut untuk didukung, karena bisa disinergikan juga dengan revolusi mental yang bertujuan memperbaiki etika dan karakter bangsa.

“Karena itu juga sesuai dengan TAP MPR no VI/2001 soal Ethika Kehidupan Berbangsa. Apalagi kepulangan HRS bertepatan dengan Hari Pahlawan sehingga sudah seharusnya kita maksimalkan simbol-simbol ini untuk menghadirkan akhlak/ etika/moral yang diteladankan dan diwariskan para Pahlawan, dengan menyegarkan ingatan kolektif akan jasa-jasa dan warisan para Pahlawan yang ternyata banyak dari kalangan Umat, Ulama dan Habaib tentu saja bersama para Pahlawan dari kalangan pejuang-pejuang lainnya”, pungkasnya.

HNW menjelaskan bahwa peristiwa 10 November yang kemudian dinyatakan sebagai Hari Pahlawan sangat terkait dan merupakan resonansi langsung dari Fatwa/ Resolusi Jihad oleh K. H. Hasyim Asyari, dimana para Kiyai, Habaib, Santri menyuarakan semangat jihad cinta tanah air dan agama dalam melawan penjajah Belanda yang akan balik lagi menjajah Republik Indonesia, untuk memastikan kemerdekaan Republik Indonesia tetap terjaga, sekalipun Sila I Pancasila sudah mengalami perubahan.

HNW juga mengapresiasi Umat Pengikut HRS yang menjemputnya secara tertib, aman dan damai, tanpa anarkis, sekalipun massa yang hadir sebagaimana biasa jumlahnya sangat besar, baik di bandara maupun kediaman beliau.

HNW juga mengapresiasi aparat TNI-Polri dan keamanan Bandara yang melaksanakan instruksi Menkopolhukam untuk mengawal tanpa berlebihan, bertindak bijak tanpa represi, sehingga suasana kepulangan HRS menjadi kondusif.

“Ini modal sosial yang sangat penting, yang seharusnya tidak dimubadzirkan, apalagi dimentahkan, dengan hadirkan kembali suasana saling mencurigai dan saling memusuhi. Mestinya dijadikan momentum perwujudan dari Revolusi Akhlak dan revolusi mental juga. Dan kunjungan langsung dari Prof Mahfud MD, sebagaimana sebelumnya sudah beliau lakukan terhadap Syekh Ali Jaber, akan jadi tonggak yang dipentingkan. Semoga jadi berkah untuk relasi positif antar Umat Bangsa dan Negara,” tutup HNW mengakhiri.



Sumber: Fraksi PKS DPR RI
Lebih baru Lebih lama

ads

ads

نموذج الاتصال