
Jakarta (29/05) — Mantan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia, Bambang Brodjonegoro menjadi narasumber dalam Mimbar Demokrasi yang diselenggarakan oleh FPKS DPR RI. Ia memaparkan mengenai bagaimana model pembangunan SDM yang unggul melalui inovasi dan teknologi.
Menurut Bambang, di era Revolusi Industri 4.0, Indonesia masih cukup tertinggal dalam hal kualitas SDM nya. Meskipun begitu, Indonesia memiliki kekuatan di bidang size market dan adaptasi pekerja Indonesia yang bisa bekerja di mana saja.
“Ada beberapa aspek mengenai skill dan impact, di mana Indonesia masih relatif tertinggal. Jika dibandingkan dengan negara tetangga (ASEAN), Indonesia masih berada pada peringkat 65” Ujarnya.
Hal ini membuat Bambang merasa bahwa inovasi dan teknologi harus menjadi prioritas utama kita dengan tujuan akhir bagaimana Indonesia bisa menjadi negara maju.
“Kita bisa menjadi negara maju, kalau ekonomi berbasis inovasi itu menjadi pemikiran semua orang.”
Dengan adanya potensi ekonomi yang lebih tinggi, maka akan tercipta lapangan pekerjaan yang muncul—sehingga membutuhkan lulusan spesialis atau vokasi. Peningkatan kualitas skill dan impact, bisa dilakukan dengan meningkatkan pendidikan vokasi dan meyakinkan masyarakat Indonesia, bahwa pendidikan vokasi itu bukanlah pendidikan kelas dua.
“Ada seseorang yang talent-nya jadi chef, tapi karena lingkungannya, pada akhirnya ia menjadi sarjana. Sehingga, pada saat ia bekerja, ia tidak memberikan impact yang signifikan.” Contohnya.
Selain itu, Bambang juga mengatakan bahwa di masa pandemi saat ini, kita terpaksa mempunyai new mindset, mengaplikasikan new attitude, dan otomatis budaya kerja baru, sehingga tidak dilihat sebagai sesuatu yang negatif saja.
“ Mudah-mudahan, pandemi ini tidak kita lihat sebagai sesuatu yang negatif tetapi juga sebagai sarana atau cara untuk kita memperbaiki diri kita sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.” Tutupnya.
Sumber: Fraksi PKS DPR RI