
Jakarta (04/02) — Anggota DPR RI asal Sumatera Utara dari Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis, menyoroti musibah yang menimpa warga di Daerah Pemilihannya Desa Sibanggor julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
Lima warga meninggal dunia, dua diantaranya masih balita dan puluhan warga dirawat di rumah sakit serta lebih dari 200 orang harus mengungsi akibat menghirup gas beracun.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini pun turut prihatin atas musibah yang menimpa warga desa sibanggor julu kabupaten mandailing natal.
“Kami turut Prihatin atas kejadian bocornya gas beracun di Desa Sibanggor Julu. Kami mohon dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersama-sama dapat mengatasi musibah yang menyedihkan ini dan berdoa untuk kesembuhan bagi para korban yang masih menjalani perawatan,” ungkap Iskan.
Iskan menambahkan jatuhnya korban terhadap masyarakat di sekitar lokasi proyek, mengindikasikan bahwa kegiatan uji sumur uap panas (Geothermal) tersebut belum disosialisasikan dengan baik.
“Faktanya dilapangan itu kan rencana pembukaan juga sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2021, disosialisasikan melalui kepala desa, dan himbauan dari Masjid, tapi pada akhirnya pelaksanaan itu diundur satu hari menjadi tanggal 25 Januari 2021. Disini saya anggap sosialisasi kepada masyarakat yang menjadi kurang maksimal.” ujar Iskan.
Tahapan sosialisasi kepada masyarakat, lanjut Iskan, mulai dari SOP dan potensi bahaya termasuk potensi gas beracun yang akan bocor ini apakah sudah disampaikan secara jelas juga kepada masyarakat sekitar ?
“Kalau itu tak dilakukan dengan baik maka jelas berdampak fatal jatuhnya korban yang merupakan petani di sekitar proyek,” tegas Iskan.
Legislator Dapil Sumut II ini juga menjelaskan bahwa pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan proyek wajib dilakukan oleh pengelola proyek tersebut dalam hal meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi.
“Sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan proyek panas bumi adalah wajib dilakukan oleh pengelola proyek. pelibatan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi tentunya mampu mengantisipasi dampak terhadap masyarakat sekitar, maka kedepan sudah seharusnya setiap perusahaan itu berbenah,” terangnya.
Bagaimanapun itu, lanjut Iskan, peristiwa jatuhnya korban jiwa atas kegiatan uji geothermal oleh PT SMGP harus diusut tuntas dan wajib diproses secara hukum.
“Bak kata pepatah, orang lain dapat buahnya, kita dan masyarakat yang dapat getahnya,” pungkas Iskan.
Peristiwa bermula dari rencana pembukaan sumur panas bumi T-02 untuk komisioning PLTP Unit II berkapasitas 15 megawatt (MW). Pada (25/01/2021), pukul 12.00 WUB, terjadi kebocoran gas ketika sumur dibuka. Warga diduga terpapar Hidrogen Sulfida (H2S) atau gas beracun.
Atas insiden tersebut, Kementerian ESDM telah melakukan penghentian sementara semua aktivitas PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di PLTP Sorik Merapi.
Sumber: Fraksi PKS DPR RI