DPR RI

Covid-19 Makin Mengganas, HNW Desak Kemenag Maksimalkan Program untuk Santri dan Tokoh Agama

Jakarta (25/06) — Anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid mengingatkan covid-19 yang makin menyebar dengan korban makin banyak dan varian baru yang makin berbahaya.

Maka, kata Hidayat, agar Kementerian Agama lebih maksimal dalam pelaksanaan program bantuan bagi santri, kiai, serta tokoh agama dari seluruh agama yang diakui di Indonesia, agar selamat dari covid-19 beserta dampak-dampaknya.

Hal ini menyusul terjadinya lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang telah tembus dari 2 juta orang dimana angka kematian mencapai lebih dari 55 ribu orang, dimana sebagian diantaranya merupakan santri, kiai, dan tokoh agama.

Hidayat mendorong Kemenag untuk bersinergi dan menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, serta Kemendagri dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19, serta mengoptimalkan instansi vertikal di daerah untuk bersinergi dengan Pemerintah Daerah, dalam rangka meningkatkan cakupan bantuan dan vaksinasi bagi santri, kiai, serta tokoh agama.

“Santri, Kiai, dan Tokoh Agama sebagai aset pendidikan moral dan keagamaan yang terbukti berperan besar dalam perjalanan pembangunan bangsa Indonesia, saat ini banyak yang terpapar bahkan meninggal akibat Covid-19. Sewajarnya bila Kementerian Agama lebih serius membantu mereka dengan betul-betul mengawal pelaksanaan program atasi covid-19 termasuk vaksinasi dan layanan kesehatan lainnya bagi mereka,” disampaikan Hidayat dalam keterangannya, Kamis(24/06/2021).

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini mengingatkan bahwa paparan covid-19 di lingkungan santri dan tokoh agama cukup tinggi.

Berdasarkan data dari Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, hingga Desember 2020 setidaknya hampir 5000 santri dan kiai positif Covid-19, sementara data Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU menyebutkan setidaknya sampai Januari 2021 sebanyak 333 kiai wafat selama pandemi Covid-19. Dan banyak juga Ulama yang wafat dari Muhammadiyah maupun Ormas Islam lainnya.

Sementara itu Menteri Agama baru-baru ini mengeluarkan Surat Edaran yang tetap memperbolehkan pembelajaran tatap muka terbatas bagi madrasah di selain zona merah. Padahal, zona oranye dan zona kuning juga memiliki tingkat risiko yang tak kalah tinggi, terlebih di tengah merebaknya varian baru Covid-19 yakni varian delta yang ditemukan lebih cepat menyebar.

Tetapi belum ada edaran khusus untuk Pondok Pesantren, para Santri, Kiai dan Tokoh-tokoh Agama. Padahal kondisi mereka juga serupa dengan kondisi Madrasah dan Guru Madrasah, dan karenanya memerlukan advokasi yang serupa pula.

“Oleh karena itu program mengatasi covid-19 termasuk vaksinasi, mestinya dilakukan tidak hanya bagi madrasah dengan guru dan muridnya, namun juga bagi para santri, siswa, kiai, dan tokoh agama, karena kondisi mereka yang serupa dengan Madrasah. Apalagi Kiai, Santri dan Pesantren jumlah mereka lebih banyak dari Madrasah dan murid-muridnya, ditambah dengan fakta bahwa Pesantren, Kiai dan Santri mempunyai jasa besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan turut membantu Pemerintah dengan kontribusi nyata dalam pengamalan dan pengawalan Pancasila melalui kehidupan beragama, berpendidikan dan bermasyarakat,” ujarnya.

Karenanya HNW, sapaan akrabnya, mendesak Kementerian Agama untuk juga mementingkan maksimalisasi pelaksanaan program bantuan bagi Pesantren, Kiai dan Santri terkait program sosial, pendidikan, dan kesehatan yang menyelamatkan Kiai dan Santri dari covid-19 seperti penyuluhan, pendampingan, akses ke Rumah Sakit, termasuk vaksinasi bagi santri, kiai, dan tokoh agama tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pelaksanaan vaksinasi harian di Indonesia masih di angka 700-an ribu per hari. Angka tersebut masih jauh berada di bawah target Presiden Jokowi sebesar 1 juta vaksinasi per hari.

Oleh karena itu, HNW menilai Kementerian Agama seharusnya bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan menjalin kesepakatan bersama antar Instansi dengan Kementerian Kesehatan untuk prioritasi vaksin bagi santri, kiai, dan tokoh agama, dalam rangka mendukung target Presiden mencapai 1 juta vaksin per hari.

Hal ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Kementerian Agama ketika memprioritaskan vaksinasi bagi calon jamaah haji tahun 2021.

“Kemenag pernah cukup sukses jalin kerja sama dengan Kemenkes saat program vaksinasi calon jamaah haji. Harusnya hal itu dilakukan kembali dalam rangka vaksinasi yang sudah dibenarkan oleh MUI dan Ormas2 Islam seperti NU dan Muhammadiyah, untuk kesehatan santri, kiai, dan tokoh agama, serta keselamatan mereka yang merupakan ajaran penting dalam Agama Islam. Sehingga para Kiai dan Santri yang sehat dan selamat dari covid-19 akan dapat melanjutkan peran dan perjuangan dari para Ulama dan Kiai yang sudah wafat di era covid-19 ini, untuk makin menguatkan paham Islam yang rahmatan lil alamin, melalui para Ulama dan kader Kiai dan Ulama atau Santri yang sehat wal ‘afiat dan selamat,” pungkasnya.



Sumber: Fraksi PKS DPR RI