DPR RI

Anggota FPKS: AS Tidak Miliki Keberanian untuk Berikan Sanksi pada Arab Saudi

Tasikmalaya (02/03) — Setelah beberapa hari sebelumnya Amerika Serikat (AS) menyatakan akan memberikan keputusan atas hubungan diplomatik antara AS dan Arab Saudi terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Hari ini Presiden Joe Biden menyatakan tidak akan memberikan sanksi kepada Arab Saudi (02/03).

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Toriq Hidayat sudah memperkirakan bahwa AS tidak memiliki nyali untuk memberikan keputusan yang memberatkan Arab Saudi terkait klaim sepihak intelijen AS pada Jumat (26/02/2021) yang menyatakan bahwa penguasa de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyetujui operasi untuk menangkap sekaligus membunuh jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

“AS biasa melakukan klaim sepihak kepada negara-negara yang menurutnya akan merugikan AS dengan berbagai macam alasan seperti Ham, demokrasi dll. Namun untuk negara kaya macam Arab Saudi, AS kehilangan taringnya”, ungkapnya.

Apalagi sehubungan dengan kasus pembunuhan Khashoggi, tambah Politisi PKS ini, Saudi telah membantah laporan intlijen AS tersebut. Pihak Kerajaan Saudi juga menyesalkan Washington menerbitkan laporan terkait kasus pembunuhan jurnalis Washington Post itu.

“Pada Tahun 2018 lalu, Arab Saudi pun mengeluarkan pernyataan yang tegas bahwa jika negara-negara Barat menerapkan sanksi, Riyadh akan membalasnya “dengan skala yang lebih berat”, ungkap Toriq.

Menurutnya, balasan Arab Saudi dapat berupa pemberhentian pasokan minyak yang mengakibatkan mempengaruhi harga minyak dunia. Saudi memiliki sekitar 18% cadangan minyak dunia dan merupakan eksportir minyak terbesar, menurut data organisasi negara-negara produsen minyak OPEC. Faktor minyak ini membuat Saudi sangat diperhitungkan di panggung internasional.

“Kemudian jika AS menerapkan sanksi, Saudi bisa meminta Cina dan Rusia untuk memenuhi kebutuhan militernya. Anggaran militer Arab Saudi adalah yang terbesar ketiga di dunia pada 2017, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockho, (SIPRI)”, tambah Toriq

Berikutnya Ia menambahkan bahwa akses perusahaan-perusahaan AS ke pasar domestik Saudi akan dibatasi begitu ada sanksi dari Washington. Nilai perdagangan barang dan jasa antara AS dan Saudi mencapai US$46 miliar atau hampir Rp700 triliun.

“Hubungan dagang kedua negara membantu menopang 165.000 lapangan kerja di Amerika pada 2015. Saya perkirakan AS akan berpikir berkali-kali untuk bertindak gegabah terhadap Arab Saudi”, pungkas Toriq.