DPRD Kota Bogor

MK Hantui Para Peternak, ADITYAWARMAN ; “ Pemerintah Harus Sigap bertindak


Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga hari ini masih menghantui para peternak dan penjual hewan ternak di Indonesia. Kondisinya semakin mengkhawatirkan seiring dengan bertambahnya temuan kasus di berbagai provinsi dan kota kabupaten di Indonesia.

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini disinyalir telah berdampak pada hampir 6 juta hewan ternak di Indonesia. Sebanyak 16 provinsi dan 82 kota/kabupaten telah mencatat adanya kasus infeksi penyakit yang menyerang mulut dan kuku dari hewan berkuku genap ini.

Kondisi ini begitu memprihatinkan mengingat Indonesia sudah bebas dari PMK sejak tahun 1990. Dibukanya kembali kran impor daging kerbau dari India disinyalir menjadi penyebab munculnya kembali penyakit ini.

Keinginan untuk menyediakan protein hewani yang murah tanpa diikuti dengan pemeriksaan yang mendalam akan daging-daging yang masuk ke Indonesia, menjadikan Indonesia mundur ke titik 30 tahun yang lalu.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Petani dan Nelayan Indonesia (PPNSI) Adityawarman Adil mengemukakan bahwa kondisi saat ini sudah darurat. Pemerintah harus segera bertindak untuk mengantisipasi situasi yang lebih genting.

“Penyebaran PMK ini jelas sangat mengkhawatirkan. Para petani bisa menderita kerugian yang teramat besar jika penyakit ini tidak segera ditanggulangi. Umat Islam juga akan kesulitan mencari hewan kurban yang memenuhi syarat untuk dikurbankan” tutur Adit, yang juga menjabat sebagai Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Bogor.

Adit pun melanjutkan, apapun langkah strategis yang akan ditempuh, nasib para peternak tetap harus menjadi ptimbangan utama.

“Saya berharap peternak tidak sampai mengeluarkan biaya untuk mengobati hewan ternak yang terinfeksi PMK. Turunnya harga jual hewan ternak sudah sangat memukul para peternak. Apalagi jika hewan-hewan ternak ini harus dimusnahkan. Pemerintah harus mengganti kerugian yang diderita oleh peternak” tutup Adit